Tuesday 25 October 2016

Perilaku dan Lingkungan

Manusia merupakan pusat lingkungan dan sekaligus juga menjadi bagian dari lingkungan. Karena itu, seorang individu dipengaruhi dan juga mempengaruhi lingkungannya. Keunikan yang dimiliki setiap individu akan mewarnai lingkungannya, sebaliknya keunikan lingkungan juga akan mempengaruhi perilakunya. Karena lingkungan bukan hanya menjadi wadah manusia beraktivitas, melainkan juga menjadi bagian integral daripada perilaku manusia.
MENGAPA ADA PENDEKATAN PERILAKU?
Dikarenakan selama ini pendekatan ruang yang ada cenderung memperlakukan interaksi manusia dengan lingkungan secara mekanis ataupun deterministis. Perlu adanya pendekatan baru yang lebih memperhatikan interaksi yang dialektik antara manusia dan lingkungannya. Proses interaksi melibatkan keputusan individu yang tidak selalu dapat dimodelkan atau disusun bangun matematisnya.

Thursday 13 October 2016

Distribusi dan Sistem Kota-kota

Apa yang didefinisikan sebagai kota?
Menurut BPS adalah:
1. Kepadatan penduduk per km persegi
2. Presentase rumah tangga yang mata pencaharian utamanya pertanian atau non pertanian
3. Presentase rumah tangga yang memiliki telepon
4. Presentase rumah tangga yang menjadi pelanggan listrik
5. Fasilitas umum yang ad di desa/kelurahan

Monday 10 October 2016

Model-model Perencanaan

TOP DOWN
Perencanaan yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan sebagai pemberi gagasan awal serta pemerintah berperan lebih dominan dalam mengatur jalannya program yang berawal dari perencanaan hingga proses evaluasi, dimana peran masyarakat tidak begitu berpengaruh. Pengambilan keputusan hanya dilakukan di tingkat senior, atau pemimpin tertinggi. Dikarenakan golongan bawah tidak ikut dalam proses pengambilan keputusan, mereka termotivasi untuk melaksanakan tugas karena rasa takut atau insentif (kebobrokan moral).

Saturday 8 October 2016

Zero Waste City

BACKGROUND
Banyaknya permasalah terkait dengan sistem persampahan TPA atau landfill yang terlalu berdekatan dengan permukiman dan kawasan lindung. Bertambahnya populasi menimbulkan bertambahnya tingkat konsumsi penduduk, sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi sampah. Selain itu, ancaman terhadap lingkungan alam yaitu terkait sumber makanan dan minuman. Gagalnya konsep waste management mengakibatkan banyak permasalahan persampahan.
Pada era saat ini, untuk menyelesaikan permasalahan sampah butuh visi yaitu:
1. Has a concrete goals
2. A single call to action
3. Engage the national psyche
4. Predict and redesign the future
5. Create a climate for continual improvement
6. Out-competes existing waste disposal method
7. Create a new economic model enabling the market to drive the change
Menurut Edgar S. Woolard Jr. the most suitable vision is "the goal is zero: zero accident, zero waste, zero emmision".
Ide untuk menyelesaikan permasalah sampah adalah mengubah dari sistem waste management menjadi waste elimination.

Friday 7 October 2016

Kawasan Perbatasan Tertinggal dan Terpencil

WILAYAH PERBATASAN
Wilayah perbatasan pada umumnya merupakan wilayah yang berada jauh dari pusat pertumbuhan di negara. Pada umumnya kawasan perbatasan memiliki tipologi sebagai kawasan tertinggal dan terpencil.
Daerah Terpencil merupakan kawasan perdesaan yang terisolasi dari pusat pertumbuhan/daerah lain, akibat tidak memiliki atau kekurangan sarana (infrastruktur) perhubungan, sehingga menghambat pertumbuhan/perkembangan kawasan.
Kriteria untuk menentukan desa terpencil yaitu:
1. Aksesbilitas
    - Kriteria: sarana/infrastruktur aksesbilitas (jalan, dermaga, jembatan, bandar udara)
    - Parameter: Tidak ada, nilainya 0 (rendah)
    - Ada, nilainya 1 (sedang)
    - Ada>1, nilainya 2 (tinggi)
2. Jarak
    - Kriteria: jarak dari pusat pertumbuhan
    - Parameter: > 100km, nilainya 1 (rendah)
    - Antara 50-100 km, nilainya 2 (sedang)
    - <50km, nilainya 3 (tinggi)
3. Isolasi geografis
    - Kriteria: faktor isolasi (geografis)
    - Parameter: ada >1, nilainya 1(rendah)
    - Ada, nilainya 2 (sedang)
    - Tidak ada, nilainya 3 (tinggi)

Thursday 6 October 2016

Ekonomi makro, human development dan isu struktural, pro poor development


Triple track strategy
1. Pro growth yaitu peningkatan pertumbuhan (ekspor dan investasi)
2. Pro job yaitu sektor riil untuk menciptakan lapangan kerja
3. Pro poor yaitu revitalisasi pertanian, kehutanan, kelautan dan ekonomi perdesaan.

Kerangka Pencapaian Kesejahteraan

Drainase Swale Sistem Kering

Drainase Swale Sistem Kering adalah drainase yang diberi vegetasi (rumput) serta lapisan penyaring di dasar saluran untuk mencegah lapisan tanah terbawa oleh aliran air. Kondisinya yang hampir selalu kering, struktur ini baik untuk digunakan di daerah permukiman. Keuntungan dari sistem drainase swale sistem kering dapat meminimalisir aliran permukaan dan meningkatkan kualitas runoff. Selain itu, dapat mengurangi kecepatan air permukaan dan meresapkan air ke dalam tanah sebagai cadangan air tanah. Desain dan Proses untuk Drainase Swale sistem kering dilengkapi media penyaring untuk mengurangi kadar polutan dari air limpasan hujan, sehingga air yang mengalir setelah melalui struktur Swale diharapkan berkualitas lebih baik.

Wednesday 5 October 2016

Sistem Pengelolaan Sampah

 Sistem Pengelolaan Sampah
Menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, terdapat 2 kelompok utama pengelolaan sampah, yaitu:
1.             Pengurangan sampah (waste minimization), yang terdiri dari pembatasan terjadinya sampah, guna-ulang dan daur-ulang.
2.             Penanganan sampah (waste handling), yang terdiri dari:
a.    Pemilahan: dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah
b.    Pengumpulan: dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber  sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu

Tempat Penampungan Sementara (TPS)

 Prasarana Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Menurut UU No 18 Tahun 2008 tempat penampungan sementara memiliki pengertian tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu. Prasarana yang ada pada setiap TPS dibagi menjadi 3 tipe. Berdasarkan SNI No 3242:2008 prasarana TPS adalah sebagai berikut:
1.             TPS Tipe 1
Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang dilengkapi dengan:
a.    Ruang pemilahan
b.    Gudang
c.    Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan container
d.   Luas Lahan 10-50m2

Saturday 1 October 2016

Faktor yang Mempengaruhi Teknis Operasional Pengelolaan Sampah

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Teknis Operasional Pengelolaan Sampah
Faktor-faktor yang mempengaruhi teknis operasional pengelolaan sampah adalah sebagai berikut.
No
Sub Sistem
Sumber
Pernyataan
Faktor
1
Pewadahan
Tchobanoglous, 1977
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pewadahan sampah adalah tipe/pola pewadahan, lokasi wadah
·       pola pewadahan
·       lokasi pewadahan
·       bentuk dan kosntruksi bahan
·       volume wadah
Nasrullah, 2001
Kriteria dalam pewadahan sampah dipengaruhi oleh: bentuk, bahan dan kosntruksi wadah,lokasi/penempatan wadah
Schoenberger,1980
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain wadah adalah: sifat, volume dan kosntruksi wadah yang harus memenuhi persyaratan praktis, ekonomis, estetis, dan higienis
Cipta karya, 1990
Faktor yang paling mempengaruhi efektifitas tingkat pelayanan adalah: kapasitas peralatan, pola pewadahan, jenis dan sifat bahan, lokasi penempatan wadah
2
Pengumpulan
Tchobanoglous, 1977
Kinerja pengumpulan tergantung pada jumlah alat, frekuensi pengumpulan, tipe/pola pengumpulan
·       jumlah dan kapasitas peraltan
·       frekuensi pengumpulan
·       pola pengumpulan
·       jenis dan bahan peralatan
·       waktu pengumpulan sampah
Cipta Karya, 1990
Pengumpulan berhubungan dengan tipe pengumpulan, jenis dan bahan peralatan yang digunakan
Salvato, 1982
Salah satu kunci pengumpulan sampah adalah dalam frekuensi pengambilan sampah
3
Pemindahan
Cipta Karya, 1990
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemindahan adalah proses/pola pemindahan, lokasi dan kapasitas tempat pemindahan
·       pola pemindahan
·       lokasi/tempat pemindahan
·       kapasitas tempat
4
Pengangkutan
Tchobanoglous, 1977
Sampah tidak bisa ditoleransi oleh manusia dalam waktu yang lama karena alasan biologis, dan mereka harus dipindahkan karena alasan waktu
·       jumlah peralatan
·       frekuensi pengangkutan
·       waktu pengangkutan
·       jenis peralatan pengangkutan
Tchobanoglous, 1977
Secara konsekuensi di semua kasus, tambahan fasilitas dan perlengkapan pemindahan dan pengangkutan sangat dibutuhkan
Schoenberger, 1980
Pengumpulan sampah harus disesuaikan dengan frekuensi pengambilan sampah serta jenis alat pengangkutannya
5
Pemusnahan
Cipta Karya, 1983
Yang perlu diperhatikan dalam pemusnahan sampah adalah lokasi tempat pembuangan dan teknologi/cara pemusnahan
·       lokasi pembuangan akhir
·       proses/cara pemusnahan
6
Peran Serta Masyarakat
Cipta Karya, 1983
Bentuk peran serta masyarakat dalam masalah kebersihan meliputi sadar akan kewajiban membayar retribusi, gotong royong, turut serta menyediakan sarana kebersihan
·       menyediakan sarana persampahan
·       membayar retribusi
·       kerja bakti
·       frekuensi kerja bakti
Sumber: Silvia Novita, 2005

Apa itu illegal dumping?


Illegal Dumping
Pembuangan ilegal  adalah pembuangan limbah/sampah di daerah yang tidak memiliki izin. Hal ini juga disebut sebagai open dumping karena bahan sering dibuang di daerah terbuka dari kendaraan di sepanjang pinggir jalan dan larut malam. Limbah ilegal yang dibuang adalah bahan tidak berbahaya yang sengaja dibuang untuk menghindari biaya pembuangan atau waktu dan upaya yang diperlukan untuk membuang sampah pada tempat yang legal. (Illegal Dumping Prevention Guidebook 1998: 1-4)
Limbah seperti ban bekas, barang berukuran besar, dan limbah pekarangan dapat dibuang secara ilegal karena mereka dilarang dari tempat pembuangan sampah dan pengelolaan yang tepat terhadap barang tersebut mahal. Limbah perumahan dan komersial dapat secara ilegal dibuang di daerah yang jauh dari perumahan dan komersial.
Lahan yang digunakan untuk pembuangan ilegal bervariasi yaitu industri yang tidak beroperasi lagi , perumahan atau bangunan komersial, lahan kosong di properti publik atau swasta dan gang-gang yang jarang digunakan atau jalan raya. Dikarenakan aksesibilitas dan penerangan yang buruk, daerah sepanjang jalan pedesaan dan kereta api sangat rentan digunakan sebagai tempat pembuangan sampah ilegal. (Illegal Dumping Prevention Guidebook 1998: 1-4)
Hi my name is Yohanes Sudiantha and i'm from Indonesia..
welcome to my blog!! :D
i hope this blog can be usefull for everyone..
have nice life good people :)
if you want to contact me you send your email to yohan.antha@gmail.com :)
Thanks